Banda Aceh | Anggota DPRA asal Nagan Raya, Nurchalis meminta Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruangan (PUPR) Aceh untuk segera turun ke lokasi menangani ruas badan jalan provinsi di Nagan Raya lintas Simpang (Sp) Lamie (Darul Makmur) – Simpang Langkak yang kondisi kini terancam putus sepanjang sekitar 550 meter.
“Saya minta Dinas PUPR Aceh supaya secepatnya turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi jalan provinsi lintas Lamie – Sp Langkak yang kini keadaanya sangat mengkuatirkan dan terancam putus. Karena bila dibiarkan terlalu lama penangananya akan mengalami kerugian besar bagi masyarakat dan pemerintah sendiri,” kata Nurchalis politis Nasdem putra Nagan Raya ini kepada antaran, pada Senin (30/12/2024).
Menurut Nurchalis, jalan provinsi lintas Lamie ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat empat kecamatan di Nagan Raya. Karena tidak kurang ratusan ton kelapa sawit produksi perkebunan masyarakat setempat setiap harinya diangkut menggunakan jalan tersebut.
“Kalau jalan ini tidak segera ditangani dan kemudian putus. Maka bisa kita bayangkan berapa kerugian yang akan dialami masyarakat setempat, karena tidak bisa mengangkut hasil pertaniannya ke lokasi pemasaran. Belum lagi masyarakat yang akan terkena dampak terisolir, lantaran tak ada jalan karena sudah putus,” ungkapnya.
“Maka sekali lagi, saya minta jalan Lamie ini harus secepatnya ditangani. Jangan sudah putus baru turun untuk menanganinya. Ini sama saja saat masyarakat sudah menderita baru dibantu. Kita harus merubah pola penanganan, disaat sedang ada gejala langsung tangani dan jangan tunggu sakit. Karena kalau sudah sakit baru ditangani selain membutuhkan biaya besar juga dampak lain akan muncul,” kata Nurchalis yang juga Ketua Fraksi Partai Nasdem.
Sebab, lanjut Nurchalis, arus sungai Krueng Lamie ini dikenal cukup deras yang sewaktu-waktu bisa mengancam tebing jalan yang saat ini sudah sangat dekat yang rata-rata hanya tinggal 1-1,5 meter dari badan jalan. Malah ada yang sud ambruk ke dasar sungai mencapai puluhan meter di tiga titik lokasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi ruas jalan lintas Simpang (Sp) Lamie (Darul Makmur) – Sp Langka, Nagan Raya, Aceh, saat ini sangat mengkuatirkan. Bahkan, bila tak segera ditangani sekitar 550 meter badan jalan provinsi itu, yang merupakan urat nadi masyarakat empat kecamatan di daerah itu, terancam akan putus akibat digerus arus sungai Krueng Lamie.
Pasalnya, di tiga titik lokasi ruas jalan yang menghubungkan empat kecamatan yaitu, Langkak, Kuala Pesisr, Tripa Makmur dan Darul Makmur, yang sudah rekonstruksi aspal beton itu, kini sudah mulai ambruk ke dasar sungai Krueng Lamie selebar 0,5 meter hingga 1,2 meter.
Dengan arus sungai Krueng Lamie yang dikenal deras. Dikuatirkan bila tak segera ditangani sekali lagi terjadi hujan lebat yang disertai banjir, maka badan jalan tersebut akan ambruk ke dasar sungai. Karena kondisi bandan jalan, sebagiannya sudah retak akibat pengaruh pengikisan arus sungai yang dikenal cukup deras.
Adapun tiga lokasi badan jalan yang terancam ambruk mencapai sekitar 550 meter itu, semuanya berada dalam kawasan Kecamatan Tripa Makmur meliputi, Gampong Drien Tujoh sepanjang sekitar 200 meter, Gampong Kabu 100 meter, dan Gampong Mon Dua sekitar 250 meter.
Kondisi badan jalan di Drien Tujoh yang sudah ambruk ke dasar sungai sekitar 15 meter dengan lebar satu meter. Kemudian, 185 meter lainnya saat ini antara bibir sungai dengan badan jalan hanya tinggal antara 0,5 meter hingga satu meter lagi, dan dikuatirkan akan segera ambur, kalau tak cepat ditangani.
Sedangkan, di kawasan Gampong Kabu badan jalan dengan lebar sekitar satu meter dan panjang 10 meter sudah ambruk ke dasar sungai. Lalu, sekitar 90 meter dalam kondisi mengkuatirkan, karena hanya tinggal 1 meter lagi dari bibir sungai dan juga terancam akan ambruk.
Untuk lokasi di Gampong Mon Dua badan jalan yang sudah ambruk ke dasar sungai selebar 1,2 meter dengan panjang 25 meter. Kemudian, sekitar 225 meter juga terancam ambruk, karena kondisinya dengan bibir sungai hanya rata-rata tinggal satu meter lagi.
Jalan lintas Simpang Langkak – Simpang Lamie (Darul Makmur) ini awalnya merupakan statusnya adalah jalan nasional. Kemudian, jalan ini statusnya diturunkan menjadi jalan provinsi di awal tahun 80-an.
Perubahan statusnya lantaran pemerintah sudah membangun ruas badan jalan baru di kawasan pengunungan tran yang merupakan bekas jalan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT Gruti. Jalan ini sendiri dibangun oleh kontraktor asal Jerman yaitu, Bilfiger Berger.
Perusahaan kontruksi asal Jerman ini, merupakan kontraktor yang sekaligus menangani pembangunan jalan dan jembatan lintas Tapaktuan (Aceh Selatan) – Meulaboh (Aceh Barat).
Pekerjaan pembangunan jalan ini berlangsung selama tiga tahun (1980-1983) pada era pemerintahan Gubernur Aceh, Prof Dr Ibrahim Hasan MBA. Usai rampungnya pembangun jalan ini, prasarana transportasi darat menjadi mulus dan bebas dari rakit di kawasan itu.
Komentar tentang post ini