Banda Aceh | Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh melaporkan 263 orang dengan HIV meninggal dunia, sementara 242 orang lainnya terdaftar sebagai lost to follow-up (LTFU), yang kemungkinan juga telah meninggal. Dengan demikian, total angka kematian dan LTFU di Aceh mencapai 505 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, Iman Murahman, merincikan angka kematian tertinggi terjadi di Banda Aceh dengan 109 kasus, kemudian Langsa 74 kasus, Aceh Utara 40 kasus.
Selanjutnya Kota Lhokseumawe 13 kasus, dan beberapa daerah lainnya dengan angka yang lebih rendah, seperti Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Timur, dan Aceh Barat.
“Angka kematian ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi tentang pencegahan HIV sejak dini. Masyarakat harus memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, dan ini harus dimulai dari keluarga, terutama orang tua yang harus memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga tubuh mereka,” ungkap Iman, Rabu (1/1/2025).
Dia juga menyoroti bahwa laki-laki merupakan kelompok yang paling berisiko dalam penularan HIV, dengan sekitar 70 persen kasus terkait perilaku seks sesama jenis.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih memperhatikan pergaulan anak-anak mereka guna menghindari dari lingkungan berisiko tinggi.
Untuk menanggulangi HIV, Iman memaparkan pentingnya dukungan dari keluarga, keterlibatan tokoh agama, serta pendampingan yang baik di tempat-tempat tinggal anak-anak, seperti asrama.
Imam juga mengajak pihak sekolah untuk lebih pro aktif menyebarkan informasi mengenai HIV kepada siswa, untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman generasi muda.
“Di sekolah, penyuluhan tentang HIV harus terus dilakukan secara rutin, agar kita semakin sadar akan pentingnya pencegahan sejak dini,” pungkas Iman.
Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa pengobatan HIV berfungsi untuk menghambat perkembangan virus, namun jika pengobatan dihentikan, virus akan berkembang lebih cepat dan meningkatkan risiko penyakit AIDS serta kematian.